Selasa, 04 Desember 2012

Bintang apa yg menunutun orang Majus ?

Bintang
Apa yang Menuntun ”Orang-Orang Majus” kepada Yesus?
Berbagai kisah Natal yang populer menggambarkan bintang itu sebagai pertanda baik dari surga. Benarkah demikian?



Keunikan bintang itu menarik perhatian ”orang-orang majus” dari Timur, dan bintang itu akhirnya menuntun mereka kepada Yesus yang masih kecil, tutur penulis Alkitab Matius. (Matius 2:1-12, Terjemahan Baru) Berbagai kisah Natal yang populer menggambarkan bintang itu sebagai pertanda baik dari surga. Sebuah referensi menjelaskan bahwa bintang itu merupakan bagian dari ”pengaturan yang sudah ditetapkan Allah agar . . . Yesus yang masih kecil dihormati dan diakui oleh Bapak sebagai Putra yang dikasihi”. Malah, bintang ini sering disanjung dalam lagu-lagu Natal. Bintang apa ini?


Ada orang yang menduga bahwa itu adalah fenomena langit biasa. Sejumlah pakar mengemukakan bahwa itu mungkin planet-planet yang bertemu di titik yang sama. Namun, sebagaimana ditunjukkan oleh The New Bible Dictionary, ”fenomena seperti itu tidak mungkin disebut sebagai ’sebuah bintang’”. Beberapa planet yang saling berpapasan masih akan tampak seperti beberapa titik cahaya dan tidak seperti sebuah bintang. Ada orang yang menduga bahwa itu adalah fenomena langit yang lain, misalnya komet atau supernova. Akan tetapi, tak satu pun dari fenomena ini bisa bergerak di langit untuk menuntun orang-orang itu ke kota tertentu dan kemudian berhenti di atas rumah tertentu.

Mungkinkah bintang itu hanya peristiwa alam biasa atau mungkinkah itu muncul karena campur tangan Allah? Pikirkan beberapa faktanya: ”Orang-orang Majus” bukanlah apa yang dewasa ini kita sebut kaum akademisi; mereka juga bukan raja. Mereka adalah, sebagaimana disebutkan dalam terjemahan Indonesia modern, ”ahli-ahli nujum”. Mereka terlibat dalam perbuatan yang dikutuk Alkitab. (Ulangan 18:10-12) Perhatikan bahwa hanya para ahli nujum ini yang dilaporkan telah ”melihat” bintang itu. Seandainya itu bintang sungguhan, pasti orang banyak bisa melihat bintang tersebut dengan jelas. Tetapi, bahkan Raja Herodes harus menanyakan kepada mereka perincian tentang munculnya bintang itu. Mulanya, bintang itu menuntun para ahli nujum tersebut ke Yerusalem, kepada Herodes, musuh yang ingin menghabisi calon Mesias. Ia berniat membunuh Yesus yang masih kecil. Kemudian, bintang itu berubah arah dan menuntun para ahli nujum itu ke selatan, yakni ke Betlehem tempat Yesus berada, sehingga membahayakan kehidupannya.

Fakta-fakta ini membuktikan bahwa bintang itu berasal dari sumber yang jahat, kemungkinan besar Setan si Iblis. Alkitab menggambarkan bahwa Setan menggunakan ”tanda-tanda dusta dan mukjizat-mukjizat”. (2 Tesalonika 2:9) Itulah sebabnya, orang Kristen sejati tidak heran bahwa Setan bisa membuat hanya para ahli nujum itu yang melihat sebuah benda seperti bintang dan bisa mengarahkan ”bintang” itu untuk menuntun mereka kepada Putra Allah, yang ingin dibinasakannya. Tentu saja, tak seorang pun bisa mengungguli Allah Yehuwa. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa taktik Iblis agar Yesus mengalami kematian dini digagalkan.

Akan tetapi, patut diperhatikan bahwa Allah sebenarnya mengumumkan kelahiran Yesus melalui sarana mukjizat. Pada malam kelahiran Yesus, seorang malaikat menampakkan diri kepada sekelompok gembala dan mengumumkan kelahiran seorang ”Juru Selamat”. Malaikat itu juga menyediakan petunjuk agar gembala-gembala tersebut bisa mengunjungi Yesus. Kemudian, sejumlah besar malaikat menampakkan diri dan mulai memuji Allah. (Lukas 2:8-14) Allah menggunakan para malaikat, dan bukan bintang, untuk memberitahukan kelahiran Yesus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar